Kepasarahan terhadap sang pencipta akan membawa seorang pada jalan yang tak pernah dia duga.

Ini terjadi pada Ilham Najamuddin dan istrinya, Najmi Nurul Haq. Mereka berdua adalah pasangan yang ingin merintis jalan sebagai pengusaha. Untuk menuju ke sana, jalan memang tak pernah mudah. Hal pertama yang harus mereka lakukan adalah berhenti dari pekerjaannya.

Pada Noveber 2015, Ilham dan Najmi akhirnya resmi mengundurkan diri dari perusahaannya dan memulai bisnis hijab syari dengan nama Amily Hijab. kenapa memilih berbisnis hijab yang sebenarnya saat itu sudah mulai banyak pesaingnya?

“Saat itu kami melihat produk hijab syari di pasaran terkesan formal dan kurang nyaman untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari,” tutur Ilham.

Sejak muda, Ilham dan istrinya tidak mau setengah-setengah dalam membesarkan Amily Hijab. Ilham dan istrinya yang sama-sama visioner, ingin Amily Hijab menjadi perusahaan yang benar-benar profesional.

Struktur perusahaan telah dibagi berdasarkan spesialisasi kerja yang terdiri dari divisi R&B, divisi digital marketing, divisi operasional, dan divisi finance & accounting. Divisi finance terdiri dari HRD, purchasing, dan accounting. Operasional terdiri dari gudang, inventori, dan finished goods. Adapun R&B berdiri sendiri. Ilham sebagai CEO juga memanfaatkan jasa konsultan untuk keuangan dan perpajakan, visual identitiy, dan branding.

Karena sejak awal dijalankan dengan visioner, tak heran perusahaan ini berkembang pesar. Di satu titik, mereka pernah memproduksi hingga 7.000 pieces produk per bulan. Namun, di tengah kesuksesan yang dirintis ini, Ilham mendapat banyak cobaan. pertama, ia seperti tersambar petir ketika tahu ibunda tercinta mengidap kanker dan harus dioperasi. Tak lama, bapaknya mengalami kecelakaan. Sementara itu, Najmi, istrinya, akan melahirkan dalam beberapa minggu ke depan dan butuh biaya besar.

Saat itu, Ilham dan Najmi memutuskan menyerahkan sisa tabungan pribadi untuk orangtua Ilham. Ketika istrinya melahirkan, Ilham bingung saat harus membayar.

“Saya sudah berpasarah penuh kepada Allah dan ternyata Allah beri jalannya,” ujar Ilham.

Lalu, di tengah kebingungan dan keputusasaan itu, ia pergi ke ATM untuk memeriksa saldo, meskipun ia tahu tak ada saldo tersisa di tabungannya. Tetapi, ternyata Ilham salah. Ia terkejut ketika mendapati layar ATM menunjukkan nominal Rp100 kita. Usut punya usut, saldo tersebut berasal dari penjualan produk terbaru yang baru saja dirilis ke pasaran.

“Saya terkejut penjualan akan seramai itu, tapi ya namanya rejeki,” ujarnya.

Nominal tersebut benar-benar berkesan bagi Ilham dan istrinya, karena merupakan Rp100juta pertama yang didapatkan Amily Hijab.

Dari pengalaman tersebut, Ilham dan istrinya memperoleh banyak pelajaran yang berguna. Ia yakin bahwa dengan ikhtiar maksimal, hasil maksimal pasti akan didapat.

“Kalau faktor eksternal yang tidak bisa dikontrol, yang bisa kita lakukan adalah adaptasi,” ujarnya.

Untuk itu, Ilham dan istrinya, serta segenap tim lebih menggerakan dan menerapkan strategi-strategi pemasaran. Dari mulai giveaway di setiap launching produk, live sell, live review, endorsement, hingga memanfaatkan Facebook Ads.

Ilham mengatakan saat ini mimpi dan harapannya ke depana dalah menjadikan Amily Hijab sebagai perusahaan hijab syari dengan sistem kemitraan online pertama di Asia. Dalam sistem kemitraan ini, peran ibu rumah tangga sebagai reseller besar kontribusinya.

“Itu adalah semangat kita dari awal,” kata Ilham. Ilham ingin, para ibu rumah tangga dapat membantu perekonomian keluarga, meski bekerja dari rumah.

“Target kita 2023, tapi karena faktor eksternal maka harus ditunda. Jadi mungkin 2025 lah,” tutup Ilham.

Share: